Disusun oleh :
Kelompok 3
Sumita
Kelista N.A 0341164000013
Raditya
Yudha P 0341164000042
Shofi
Iqtina Hawan 0341164000056
I.
TUJUAN:
· Memahami
prinsip dan cara kerja Gas Permeameter
· Menentukan
permeabilitas batuan menggunakan gas permeameter
· Memahami
pengetahuan tentang permeabilitas absolut
· Mengaplikasikan
koreksi Klinkenberg Effect’s untuk
mendapatkan permeabilitas fluida
II.
PRINSIP
PERCOBAAN:
Permeabilitas adalah ukuran kemudahan cairan melalui pori
batuan dan bisa ditentukan melalui percobaan aliran. Terdapat
3 permeabilitas, yakni permeabilitas absolut, efektif, dan relatif.
Permeabilitas absolut adalah permeabilitas yang diukur dengan mengalirkan
fluida dalam kondisi pori-pori terjenuhi 100% oleh fluida tersebut. Pada tahun
1856, Henry Darcy menentukan bahwa tingkat
laju aliran air pada batuan dapat dijelaskan:
Di
mana Q (cc/s) adalah debit; A (cm2) adalah luas permukaan; L
(cm) adalah panjang; h1 (cm), h2 (cm); K (cm/s) adalah konstanta. Pada
penelitian selanjutnya, Hukum Darcy menyatakan bahwa hokum ini dapat digunakan
dalam berbagai cairan dengan mengubah konstanta K menjadi k/µ dimana k adalah
permeabilitas batuan dan µ adalah nilai viskositas cairan yang melewati pori
dalam batuan.
Di
mana Q (cc/s),
k (darcy) adalah permeabilitas, µ (cP - centipoise)
adalah nilai viskositas, A (cm2), L (cm), dan (atm) adalah perubahan tekanan.
EFEK
KLINKENBERG
Klinkenberg Effect atau Gas Slippage Effect merupakan
fenomena dimana jalur gas mengalir (mean free path) lebih besar dari pada
diameter pori/kapiler yang dilalui oleh molekul gas sehinggga energi kinetik
digunakan untuk perpindahan molekul gas melalui pipa kapiler, dan terjadinya
slip antara molekul gas dengan dinding pori/kapiler. Slippage ini mengakibatkan
molekul gas bergerak lebih cepat pada pori-pori/kapiler pada arah
perpindahannya sheingga data permeabilitas terhadap gas yang didapat lebih
besar daripada permeabilitas absolutnya. Pada 1941, eksperimen Klinkenberg
menyatakan bahwa:
1. Permeabilitas
gas adalah fungsi dari komposisi gas
2. Permeabilitas
gas adalah fungsi dari tekanan rata-rata
Rumus yang dinyatakan:
Di mana kg adalah permeabilitas gas, kl adalah permeabilitas
cairan, b adalah faktor klinkenberg, dan P adalah tekanan.
III.
ALAT
DAN BAHAN:
1. Core
holder dan thermometer
2. Triple
range flowmeter dengan selector valve
3. Selector
valve (flowmeter selector valve)
4. Pressure
gauge
5. Pressure
regulator
6. Gas
inlet
7. Gas
outlet
8. Sample
core
9. Gas
IV.
CARA
KERJA:
1. Pastikan
regulating valve tertutup, hubungkan saluran gas inlet.
2. Masukkan
Core pada Core holder dan kencangkan.
3. Setting
flowmeter selector valve pada tanda “Large”.
4. Atur
regulating valve sampai pressure gauge menunjukkan angka 0,25 atm. Hati-hati
dalam mengatur pressure gauge agar jarum tidak terpengaruh.
5. Pilih
range pembaca pada flowmeter antara 20 – 140 division. Jika pembacaan
menunjukkan angka di bawah 20, putar
selector valve perlahan ke “medium”.
6. Jika
pembacaan pada flowmeter tetap di bawah 20, putar selector valve ke ”small” dan
naikkan tekanan sampai 1,0 atm.
7. Jika
flowmeter tetap tidak naik dari 20, hentikan percobaan dan periksa Core pada
Core holder (tentukan kemungkinan-kemungkinan yang terjadi).
8. Jika
flowmeter menunjukkan angka di atas 140 pada ”large”, maka permeabilitas Core
terlalu besar.
9. Percobaan
kita hentikan atau coba naikkan panjang Core atau kurangi cross sectional area
dari Core.
10. Catat
tekanan barometriknya (mmHg), tekanan (atm), temperature gas (oC) dan pembacaan
flowmeter (cm).
11. Ulangi
langkah 3 sampai 5 sampai 3 kali
12. Hitung
permeabilitas gas dan tentukan permeabilitas liquid menggunakan prosedur
Klinkenberg
Gambar 1
Permeameter Gas
V.
ANALISA
DATA DAN PENGHITUNGAN
5.1
Analisa
a)
Panjang Core (L) = 2,8 cm
Luas Penampang Core (A) = 12,56 cm2
Beda Tekanan = 0,25 atm
Flow Reading = 4,5
cm
Laju Aliran Gas = 21,922 cc/s
Viscositas Gas = 0,01825 cP
Permeabilitas
(k) = 0,445
darcy
Diameter = 3.72 cm
b)
Panjang Core (L) = 2,8 cm
Luas Penampang Core (A) = 12,56 cm2
Beda Tekanan = 0,5 atm
Flow Reading = 9 cm
Laju Aliran Gas = 40,625 cc/s
Viscositas Gas = 0,01825 cP
Permeabilitas = 0,330
darcy
Diameter = 4 cm
c)
Panjang Core (L) = 2.3 cm
Luas
Penampang Core (A) = 12,56 cm2
Beda Tekanan = 1 atm
Flow Reading = 12
cm
Laju Aliran Gas = 50 cc/s
Viscositas Gas = 0,01825 cP
Permeabilitas = 0.203
darcy
Diameter = 4 cm
5.2
Perhitungan
a)
Luas
penampang core (A) = phi (r)^2
= 3,14 x (4 cm)2
= 12,56 cm2
b)
Permeabilitas (k)
Rumus yang digunakan
untuk menghitung adalah yang sesuai pada prinsip percobaan diatas
Menjadi,
¨
k1
¨
k2
¨
k3